Cool Blue Outer Glow Pointer

EMANOEL

EMANOEL TILI.COM"..Selamat Datang Di Blog Emanoel Tili.."

Rabu, 23 September 2015

awal terbentuknya dasar negara ''pancasila''

10599385_758471840866004_7475584314979141634_n
pohon sukun
  
Di kota ini kutemukan lima butir mutiara,  dan di bawah Pohon Sukun ini pula kurenungkan nilai-nilai luhur Pancasila”  
 (Soekarno)

Pohon sukun bercabang lima di Taman Rendo, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, hingga kini tumbuh seakan menjadi saksi bisu sejarah tercetusnya pokok pikiran Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Di kota inilah, lahir pemikiran Soekarno (Bung Karno) yang kemudian menjadi dasar negara Indonesia. Di bawah pohon itulah Bung Karno sering kali merenung, menghabiskan waktu di sore hari sambil memandangi Laut Flores untuk memikirkan ide-ide Pancasila dan kebhinnekaan Bangsa Indonesia ketika ia diasingkan oleh Pemerintah Kolonial Belanda tahun 1934-1938.
Pohon sukun itu berdiri di atas sebuah bukit kecil menghadap ke teluk. Hampir saban hari selama pembuangan di Ende, Flores, Soekarno selalu mengunjungi pohon itu untuk sekadar memandanginya selama berjam-jam.

"Suatu kekuatan gaib memaksaku ke tempat itu hari demi hari," kata Soekarno yang dibuang pemerintah Belanda ke pulau ende yang sunyi itu dari 1934 sampai 1938.
Dalam otobiografinya 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia', sang proklamator menganggap pohon itu bukan sekadar pohon. Tetapi juga pemberi ilham menggali Pancasila.
Soal ilham pohon bernama latin Artocarpus communis itu pernah diungkapkan Bung Karno di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945, atau tepat 67 tahun lalu.

"Di Pulau Flores yang sepi, di mana aku tidak memiliki kawan, aku telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di bawah sebatang pohon di halaman rumahku, merenungkan ilham yang diturunkan oleh Tuhan, yang kemudian dikenal sebagai Pancasila," cetus Bung Karno.
Bung Karno mengatakan, apa yang dia kerjakan hanyalah menggali jauh ke dalam bumi dan tradisi-tradisi nusantara sendiri. "Dan aku menemukan lima butir mutiara yang indah," ujarnya.

Lima mutiara itu adalah berharga itu adalah: Kebangsaan, Internasionalisme atau Perikemanusiaan, Demokrasi, Keadilan Sosial dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumusan inilah yang kemudian menjadi Pancasila sekarang.
"Jika kuperas yang lima ini menjadi satu, maka dapatlah aku satu perkataan Indonesia tulen, yaitu perkataan gotong-royong," kata Bung Karno.

Pidato Soekarno di BPUPKI itu mendapat tepuk tangan meriah. Pancasila diterima secara aklamasi.BPUPKI kemudian membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohamad hata Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Abdul kahar muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin). Mereka ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945.

Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI. Hingga kini setiap 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila.



monumen atau patung soekarno yang di buat di ende dan menghadap ke laut disamping patung terdapat sebuah pohon sukun.

10386370_758471854199336_3142611864522039870_n
Taman perenungan di ende,Area tempat pohon dan monumen tersebut berada dinamakan Taman Renungan. Memang, ini merupakan tempat Soekarno merenungkan masa depan Indonesia termasuk perumusan inti Pancasila.
Tahukah Anda, kata ‘Esa’ yang terdapat pada sila pertama ‘Ketuhanan yang Maha Esa’ berasal dari bahasa Ende.
Sesungguhnya ada 10 situs bersejarah di Ende yang secara bertahap akan direnovasi dan semua situs itu memiliki kedekatan dengan Bung Karno.
Kesepuluh situs itu adalah pelabuhan, pos militer, rumah pengasingan Bung Karno, Taman Rendo, Masjid Ar-Rabithah, Gereja Katedral, rumah pastoran, gedung pertunjukan “Immaculata”, eks Toko De Leew, serta makam Ibu Amsi yaitu mertua Bung Karno.

foto-foto patung soekarno di ende 

(Foto Henri Daros) 

(Foto Henri Daros) 

(Foto Henri Daros)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar